Right Of Self Determination - Give Back For The PATANIAN Entire Land

Rabu, Desember 17, 2014

”Paket Layanan”

Diskriminasi, Pembantaian dan Kejahatan adalah ”Paket Layanan”
Gambar: Penembakan keatas seorang Ibu (52) warga Melayu di desa Tradek, Daerah Rangek Provinsi Narathiwat (4/12) didapai meninggal dunia. Masyarakat menduga penembak dilakukun oleh skuad penembak kematian pemerintah kerajaan Thai.

Sistem pemerintahan di bawah kolonial Siam-Thailand mula perlahan-lahan mengalami ‘distrust’ alias kehilangan kepercayaan, secara sistemik oleh rakyat Melayu Patani.

Rakyat Patani terus mengalami erosi dan kehilangan ‘trust’, dari waktu ke waktu.

Sorotan yang paling utama dari rakyat Patani, tak lain, gagalnya pemerintah Siam-Thailand mewujudkan dan menegakkan supremi hukum. Hukum dikangkangi oleh kekebalan yang hanya bisa menekuk dengan telanjang para penegak keadilan di negeri ini.

Semua kasus pelanggaran hukum oleh aparat tentera terhadap warga Melayu Patani, yang tak pernah bisa tertembus oleh apapun, atas pemerintahan kudeta sekarang.

Sudah menjadi rahasia umum, di mana umat manusia masih jadi budak, hamba dibawah kekuasan kolonialis, disitu terus akan penindasan. Begitu juga dengan umat bangsa Melayu Patani di Selatan Thailand. Diskriminasi, pembantaian dan kejahatan adalah ”paket layanan” yang selalu dikirimkan oleh kolonial Gajah Putih pada umat Melayu Patani di Selatan Thailand .

Rabu, Desember 03, 2014

Sepanduk Berkibar di Selatan, PM Kudeta Thailand Kunjungi Malaysia Bahas Penyelesaian Konflik

"IS IT appropriate TO negotiate WITH THE Coup GOVERNMENT? THERE IS NO GUARANTEE OR Sincerity "

Pada hari Senin (1/12/2014) Malaysia menerima kunjungan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha ke Kuala Lumpur. 

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha, Senin, meninggalkan Thailand menuju Malaysia untuk membahas penyelesaian berkaitan dengan konflik di PATANI Thailand Selatan.

Rombongan ini tiba di Kuala Lumpur pada pukul 10.00 waktu setempat.

Ia secara resmi diterima di Wisma Pemerintah Malaysia. 

Pada pukul 11.15 Jenderal Prayut melakukan diskusi dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan otoritas lainnya.

Selama satu hari kunjungan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha ke Malayasia, Menlu Malaysia Najib Razak mengajukan proposal untuk mengakhiri konflik puluhan tahun di provinsi-provinsi Selatan yang majority penduduknya adalah Melayu Muslim.

Malaysia menguraikan tiga cabang strategi untuk membuat perdamaian stabil di Thailand Selatan yang dilanda konflik.

“Kedua negara telah menyepakati ide yang diperdebatkan oleh Malaysia. Kami mengusulkan bahwa upaya perdamaian harus didekati dengan menggunakan tiga prinsip dasar,” kata Razak dalam konferensi pers di Kuala Lumpur.

Perdana Menteri Malaysia mengatakan tiga ini adalah periode bebas dari kekerasan; representasi dari semua pihak dalam perundingan damai; dan semua pihak menyetujui daftar tuntutan yang akan diajukan kepada pemerintah Thailand.

Pada sore (petang) hari perdana menteri Malaysia menjadi tuan rumah jamuan makan untuk delegasi Jenderal Prayut.

Sementara pada hari yang sama di empat provinsi Selatan lebih tiga puluh sabotase terjadi di serta terdapat puluhan kain spanduk bekibar dimerata tempat bahgian provinsi Selatan, yaitu Pattani-Yala-Narathiwat dan sebagian daerah Songklha.

Pada kain spanduk tertulis dalam tiga bahasa yaitu bahasa Thai, Melayu dan Ingeris dengan kata ''IS IT appropriate TO negotiate WITH THE Coup GOVERNMENT? THERE IS NO GUARANTEE OR Sincerity " dan ''Susuaikah untuk Berunding dengan pemerintah Kudeta, apa untuk jaminan dan ketulusan".


BRN Tolok Ketua Deleagsi 

Sebelum ini niat Dewan Keamanan dan ketertiban Nasional (NCPO) ingin melanjutkan negosiasi damai di Selatan Thailand menghadapi rintangan pertama ketika pejuang pembebasan Melayu Patani menyatakan protes kepada tokoh yang disebut bakal memimpin delegasi itu.

Mereka juga meminta NCPO tidak menempatkan setiap prasyarat bagi perundingan itu yang terhenti sejak lebih setahun lalu.

Tokoh yang dekat dengan pemimpin NCPO, Jen Akanit Muansawat (gambar), disebut-sebut sebagai ketua delegasi pemerintah untuk berkonsultasi dengan pembebasan Melayu Selatan Thailand. Juru bicara Barisan Revolusi Nasional (BRN) mengatakan, jika Bangkok ingin negosiasi itu berjalan lancar, semua pihak harus belajar dari sejarah silam. "Pemilihan kepala konsultan dan anggota kelompoknya sama penting dengan perjalanan proses itu sendiri," katanya. Sumber BRN mengatakan, Akanit memang dikenai sebagai tokoh yang menentang perundingan damai dengan badan itu dan menyatakannya secara terbuka sekitar setahun lalu.

Akanit pernah menyatakan bantahannya terhadap peran Malaysia sebagai fasilitator dalam negosiasi tersebut. "Dia angkuh dan menganggap pejuang pembebasan Patani sebagai Jone khaek (khaek: penumpang) dalam satu forum tertutup di Bangkok baru-baru ini," katanya.

Tambah dari sumber itu, Akanit adalah sahabat Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha dan pernah gagal dalam negosiasi sebelumnya. "Jika Akanit percaya dia bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan lengkap seperti negosiasi antara Malaysia dengan Partai Komunis Malaya di Hatyai dua dekade lalu, dia memang salah," Ujarnya.