Right Of Self Determination - Give Back For The PATANIAN Entire Land

Jumat, Februari 28, 2014

Teks Ucapan - PEACE MEDIA DAY FESTIVAL

Right Of Self Determination: “hak anda untuk menentukan nasib sendiri atas wilayah yang kini di duduki asing. Alasan anda benar. Keinginan anda pasti terwujud. Insya Allah’’

Teks Ucapan - PEACE MEDIA DAY FESTIVAL
ABU Hafez al HAKIM
( Dari Luar Pagar Patani - Wakil Pejuang Patani di Meja Dialog )
28 Feb 2014

Abu Hafez Al-Hakim: Ucapan dalam Forum 'PEACE MEDIA DAY FESTIVAL (PPP-101)'  pada tanggal 28  Feb 2014 [Malay versi], Lihat Clip Ucapan di: http://www.youtube.com/watch?v=u2rmBZ50xSQ#t=496, 


Bismillah Al Rahman Al Rahim

Tuan Ketua

Para Pembicara dan Tamu Terhormat

Hadirin Sekalian

Asslamualaikum, Salam Sejahtera

Sebelumnya direkam ucapan terima kasih kepada penyelenggara karena memberi kesempatan dan ruang kepada kami, Pejuang Patani, untuk mengutarakan pandangan di dalam Peace Media Day Festival (PPP - 101) pada hari dan tempat yang mulia ini.

Adalah tidak lengkap jika dalam pertemuan penting sebegini suara dan pandangan dari pihak Pejuang Patani tidak didengar, sedangkan sudah sekian lama kami gigih berusaha membela nasib Bangsa Melayu Patani, meneteskan keringat dan bermandi darah, membela martabat agama, bangsa dan tanah air.

Sebelum berbicara lebih lanjut perlu diingatkan kepada hadhirin semua bahwa isu pergolakan di Patani ini bukanlah sekadar berusia 10 tahun belakangan. Bahkan ia sebenarnya adalah suatu konflik politik, sejarah dan sosial yang telah berlangsung lebih 200 tahun. Ini juga berarti bahwa penderitaan dan kepahitan hidup yang dirasakan oleh Bangsa Melayu Patani di bawah penjajahan adalah jauh lebih lama dan lebih pedih dari apa yang diderita oleh etnis - etnis lain di Patani, terutama etnis Thai - Buza, sejak tahun 2004 sampai sekarang. Kami sebenarnya memusuhi pemerintah penjajah Thai, bukan rakyatnya.

Perlu ditegaskan juga bahwa pihak Pejuang memilih perjuangan bersenjata untuk membela nasib Bangsa Melayu Patani karena pada masa lampau setiap pemimpin kami yang berjuang secara parlimentari atau tuntutan HAM, seringkali menghadapi tindakan keras dari pihak pemerintah yang tidak ingin mendengar rintihan rakyat. Mereka ditangkap dan dipenjarakan. Ada yang dibunuh dan banyak pula yang terpaksa berlindung di luar negara. Kondisi tersebut, sayangnya, masih terjadi hingga saat ini.


Hadirin Sekalian

Keterlibatan pejuang Patani dalam proses damai dengan pemerintah Thai sebenarnya bukanlah hal baru. Sebelum Proses Damai Kuala Lumpur yang terakhir, kedua belah pihak sudah lama berhadapan, secara tidak resmi, dalam beberapa proses yang diusahakan oleh beberapa pemerintah dan organisasi non pemerintah (NGO). Namun dapat dikatakan bahwa semua menemui jalan buntu setelah itu dimulai. Sekadar menyebut beberapa nama seperti Jenewa, Bogor, Langkawi dan seumpamaya, untuk mengingatkan kita bahwa setiap proses yang tidak dikelola dengan baik, cermat dan bijaksana akan menemui kegagalan. Nasib yang sama mungkin akan menimpa Proses Damai Kuala Lumpur jika semua pihak terlibat dalam proses ini tidak mengambil iktibar dan pengajaran dari kelemahan dan masaalah yang dihadapi oleh proses - proses lalu.

Penanganan proses-proses damai yang telah lalu adalah secara rahasia dan melibatkan perwakilan yang tidak begitu jelas yurisdiksi atau sesahihannya. Kedua pihak datang ke meja dengan agenda yang berbeda. Pihak Pejuang datang untuk mengukur sejauh mana keikhlasan dan kesungguhan pemerintah Thai dalam usaha menyelesaikan konflik, sementara pihak Thai pula datang untuk, selain merisik rahasia, menilai sejauh mana kemampuan pihak pejuang dapat menguasai gerakan di lapangan, dengan tujuan sebenarnya adalah menghilangkan kekerasan. Pengakuan bagi pejuang sebagai pihak yang berkepentingan dalam konflik ini tidak ada. Artinya pejuang masih dianggap sebagai teroris.

Lain sedikit dengan Proses Damai Kuala Lumpur. Apa pun kontroversi yang berkisar sekitar pemulaannya, ia adalah terbuka, didahului oleh pengumuman secara resmi oleh pemerintah Thai dibawah pimpinan (mantan) Perdana Menteri Ying Luck Shinawatra, dengan perwakilan tingkat tinggi (Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Thailand) bersama pihak Malaysia sebagai pembicara (Facilitator). Pihak pejuang pula diberi pengakuan sebagai "mereka yang memiliki pandangan dan ideologi berbeda dari pemerintah" dengan Ustaz Hassan Taib dari BRN (Barisan Revolusi Nasional) sebagai wakil pejuang. Inilah pertama kali sebuah proses Damai Patani dianggap resmi dan diterima baik oleh semua pihak baik regional atau internasional.

Meskipun pihak Pejuang "diikat" dengan kerangka Konstitusi Thai dalam "PERSETUJUAN UMUM TENTANG PROSES DIALOG" (The General Consensus on Dialogue Process) pada upacara tanda tangan (28/2/13) kami tetap datang ke meja dialog untuk mencari jalan alternatif, selain penggunaan senjata, satu solusi yang ADIL, MENYELURUH dan BERKEKALAN bagi konflik Patani. Kami beranggapan bahwa pengurangan, bahkan pemberhentian langsung, kekerasan dari kedua belah pihak dapat dicapai melalui dialog dan negosiasi, selanjutnya penentuan status nyata Patani pada masa depan.

Memang pada awalnya sebahgian dari pejuang masih ragu - ragu tentang proses ini terutama ketika ia dikatakan melibatkan seorang mantan Perdana Menteri Thailand yang telah banyak mengguris hati orang Patani dalam Teragidi Krisek dan Tak Bai. Tapi kami tetap menanggapi seruan itu karena Islam telah mengajarkan kita supaya meyambut penawaran perdamaian ketika disodorkan musuh. Satu kutipan dari Al - Quran berbunyi : "Dan jika musuh cenderung kepada perdamaian, maka hendaklah kamu juga menyambutnya, dan bertawakkal kepada Allah" ayat 61 dari Surah Al - Anfaal. Jadi kami terus melangkah masuk, sementara mereka yang masih ragu - ragu itu akan tunggu dan lihat .

Bila proses dimulai dengan pertemuan pertama (28/3/13) dan kedua (29/4/13) pembicaraan hanya berkisar tentang hal - hal dasar dalam proses dialog damai. Tidak ada tawar menawar dan jauh sekali negosiasi seperti anggapan pihak. Seharusnya awal sebegini didahului dengan proses membangun keyakinan (confidence building) antara dua pihak, secara rahasia. Tapi apa yang terjadi pada tingkat awal ini pihak media, terutama media Thai, sudah menggembar-gemborkan dengan berbagai berita yang lebih kepada asumsi, kritik, tomahan dan pemberitaan yang tidak membangun dan berat sebelah. Pihak deligasi Thai juga sering mengeluarkan pernyataan - kalimat "overshoot " sebelum dan setelah setiap kali pertemuan. Beberapa pemimpin Thai juga tidak merata dalam memberi pernyataan sampai jelas benar tiada pendirian dan kesatuan yang kokoh di kalangan mereka. Kondisi ini bukan saja tidak membantu mendorong proses ini ke depan malah meletakan proses ini dalam keadaan tidak menentu.

Mengingat tidak nampak " Peta Jalan" ( Road Map ) yang jelas dalam proses ini pihak pejuang pula telah mulai bersuara melalui " You - Tube" pada 27/4/13, mengutarakan Klaim Awal 5 hal dengan tujuan meletakan proses ini pada jalur. Ini kemudian dikemukan secara resmi ke meja dialog pada pertemuan ke dua pada 29/4/13.

Pihak Thai juga dilihat hanya tertarik untuk mencari jalan supaya pihak pejuang berhenti atau mengurangi kekerasan. Ini jelas pada pertemuan kali ke 3 (13/6/2013) pihak Thai telah mengusulkan langkah pengurangan operasi kekerasan bagi kedua pihak, atau gencatan senjata terbatas, selama bulan Ramadhan, dikenal sebagai "inisiatif Damai Ramadhan". Pihak pejuang pula secara spontan menanggapi tantangan itu dengan penambahan beberapa syarat.


Hadirin Sekalian

Kita semua tahu apa kesudahan dengan "inisiatif Damai Ramadhan" itu. Ia mengajar kita bahwa sesuatu hal yang sangat penting jika akan dilaksanakan harus direncanakan, didiskusikan, disempurnakan, disetujui dan diakui secara bersama terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.

Pada penelitian kami, ada beberapa kelemahan signifikan dalam inisiatif Damai Ramadhan ini. Diantaranya ia diadakan secara tergesa - gesa, prematur tanpa melewati tempuh "confidence - building" terlebih dahulu . Tidak ada diskusi, penyusunan dan perencanaan yang cermat sebagaimana lazimnya suatu upaya gencatan senjata yang lain antara kedua pihak. Pengumumannya pula hanya oleh satu pihak (fasilitator) tanpa persetujuan penuh kedua pihak terhadap syarat dan ketentuan yang terkandung di dalam "Persyaratan inisiatif Damai Ramadhan 2103" setebal 7 halaman. Tidak ada Perjanjian Resmi, tidak ada tanda tangan mana pihak, artinya pihak berselisih bisa saja mematuhi atau melanggar ketentuan dan syaratnya. Tidak ada wasit dan tidak ada pengamat yang tidak berpihak (netral) mau pun tim pemantau (monitoring team) di medan untuk mengidentifikasi pihak mana yang melanggar peraturan. Dan akhir sekali tidak meyampaian informasi secara umum kepada rakyat umum akan beberapa hal dalam syarat dan kondisi sehubungan dengan hak perlindungan kepada mereka dan tempat aduan jika hak itu dilanggar pihak.

Yang paling disayangkan adalah terjadinya pembunuhan "extrajudicial killing" terhadap beberapa aktivis atau mantan terdakwa dalam kasus keamanan, yang tidak bersenjata, pada minggu pertama Ramadhan. Ia mendorong pihak tempur, diwakili anggota angkatan bersenjata BRN, membuat pernyataan sekali lagi melalui You - Tube pada 6 Agustus 2013, membawa pesan tegas dari Dewan Syura . Kegagalan pihak Thai mematuhi syarat dan ketentuan yang terkandung dalam dokumen inisiatif Damai Ramadhan yang mereka sendiri mengusulkannya telah menyebabkan PENANGGUHAN semua keterlibatan pihak pejuang dalam diskusi resmi ( terbuka ) sehingga pihak Thai melunasi Tuntuan Awal 5 hal yang dikemukan beberapa waktu sebelumnya.

Pada akhir bulan Agustus 2013 pihak Thai meminta penjelasan rinci tentang Klaim Awal 5 hal dan pihak pejuang telah mengirim deskripsi setebal 38 muka melalui pihak Fasilitator. Sekali lagi, sayangnya, pihak Thai mengambil waktu terlalu lama untuk memberi jawaban kritik sedangkan suasana di Selatan sendiri tidak menentu dan konflik politik nasional di Bangkok mulai berkocak. Surat jawaban Kepala Deligasi Thai tertanggal 25 Oktober 2013 menegaskan bahwa " Klaim Awal 5 hal itu diterima untuk diskusi selanjutnya " .

Jawaban itu TIDAK menepati kehendak pihak pejuang karena tidak disebut secara khusus bahwa Klaim Awal 5 hal itu diterima secara "perinsip", dan ia pula tidak disahkan sebagai" Agenda Nasional "oleh badan legislatif tertinggi negara, yaitu parlemen Thai sendiri . Kami kuatiri jika Klaim Awal 5 hal itu tidak diterima secara "perinsip" untuk dibahas, maka ia mungkin tertolak satu persatu oleh pihak Thai. Ketiadaan pengesahan parlemen juga akan menjadi masaalah dalam hal pertukaran pemerintah peta kemudian hari .


Hadirin Sekalian

Kini Proses Damai KL dimomokan oleh banyak pihak sebagai sudah gagal dan berkubur. Ia ditelah berdasarkan konflik politik Thailand yang belum berujung, dan juga "mundur" Kepala Deligasi BRN, Ustaz Hassan Taib dalam pengistaharan melalui You - Tube pada malam 1 Desember 2013.

Perlu diingat bahwa proses ini dimulai secara resmi. Sejauh ini tidak ada pihak, baik pihak Thai, Pejuang ( BRN ) atau pun Malaysia, telah menyatakan secara resmi ingin menarik diri. Jadi ia dapat dianggap sebagai "menggantung" karena alasan yang sudah kita ketahui, dan akan digerakan kembali ketika semua hambatan di semua pihak dapat diatasi.

Pihak pejuang komit dengan proses damai ini dan konsisten dengan partisipasi perwakilan yang ada. Pada masa akan datang perwakilan dari pihak pejuang akan lebih dimantapkan lagi dari masa kesemasa melibatkan semua pihak yang berkepentingan di Patani sebagai mewakili rakyat Patani dengan panggilan Komunitas Bangsa Melayu Patani.

Kita ingin melihat penyampaian informasi, diskusi dan partisipasi aktif rakyat dari segenap lapisan, pekerjaan, latar belakang, etnis dan agama di Patani memahami dan yakin bahwa kedamain itu baik bagi SEMUA penduduk dan rakyat Patani. Kita ingin segala aktivitas LSM dan CSO yang menjurus kearah mendukung proses damai tidak diblokir atau diganggu gugat oleh pihak manapun.

Kita mendesak pemerintah Thai mengamalkan demokrasi murni dengan membuka peluang dan ruang bagi rakyat semua menyatakan keinginan dan keinginan nyata mereka tentang apa saja, selama tidak menggunakan kekerasan, yang mereka inginkan untuk kebaikan mereka tentang cara hidup mereka, tentang masa depan mereka, hatta tentang keinginan mereka untuk mendapatkan hak menentukan nasib sendiri (Right to Self Determination) atau merdeka sekali pun. Adalah lebih baik dan waras bagi sebuah pemerintah itu menghadapi rakyatnya dan berhujjah dengan kata - kata dan pemikiran dari bermusuhan dengan peluru dan bom. Adalah lebih wajar kita mulai berbicara tentang perdamaian pada hari ini hingga 10-15 tahun lagi dari terus berperang 20-30 lagi baru akan mulai berdamai.

Kita juga mendesak "Pihak yang memiliki pandangan dan ideologi berbeda dari pemerintah" khususnya pejuang, diberi kesempatan dan ruang untuk datang ke Patani bertemu dan berbicara dengan rakyat Patani khasnya dan dengan rakyat Thai umumnya. Kita menunggu suatu hari dimana pihak pejuang akan diberi penghurmatan untuk berbicara di parlemen Thai kepada seluruh rakyat Thai bahwa kami sebenarnya mencari keadilan, kebebasan dan KEDAMAIAN.


Kami mengakhiri ucapan hari ini dengan kutipan di akhir ucapan oleh mantan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Almarhum Yasser Arafat di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 13 November 1974 :

"Hari ini saya datang membawa ranting zaitun dan baris pistol tempur. Jangan biarkan ranting Zaitun ini terjatuh dari genggaman saya"

dan diakhiri dengan kata-kata "Perang pecah di Palestina, dan di Palestina juga akan lahir kedamaian" .

Dengan nada yang sama pada hari ini kami mengatakan :

"Hari ini kami datang membawa BUNGA RAYA sebagai simbol kedamaian, tanpa membawa senjata. Perang juga telah meletus di Patani, dan di Patani juga akan lahir kedamaian sesuai dengan gelarnya Patani Darussalam"


Sekian, Wassalamualaikum, Salam Sejahtera

Terima Kasih


ABU Hafez al HAKIM
( Dari Luar Pagar Patani - Wakil Pejuang Patani di Meja Dialog )
28 Feb 2014.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar