Right Of Self Determination - Give Back For The PATANIAN Entire Land

Senin, April 22, 2013

Empat Tentera Tewas Enam Luka Parah Memati Perangkat Bom

'Kedamaian Tak Akan Lahir, Selama Hak PERTUANAN Tidak Diakui'.

Setidaknya empat tentara tewas dan enam lagi dilaporkan kritis ketika mencoba mematikan sebuah bom seberat 25 Kg. di pangkalan militer dekat sini, hari ini (22/04).

Ledakan itu terjadi ketika kelompok tentera itu mencoba mengalihkan perangkat bom tersebut yang di sembunyikan di dalam sebuah tangki gas yang ditemukan bersama spanduk yang berkibar di bawah jembatan Kabupaten Becoh provinsi Narathiwat dengan menyampaikan pesan 'Kedamaian Tak Akan Lahir, Selama Hak PERTUANAN Tidak Diakui' yang tertulis pada sepanduk itu.

Menurut juru bicara polis setempat, Letnan Kolonel Sanit Suwanno, ledakan itu terjadi ketika tentera sedang memeriksa dan ingin menonaktifkan bom buatan sendiri itu. Enam tentera yang luka parah di larikan kerumah sakit terdekat.

Sementera pada malam yang sama terpercaya mengibarkan spanduk di seluruh provinsi Selatan yaitu Pattani, Yala, Narathiwat, dan sebagian kabupaten provinsi Songkla secara terorganisir oleh gerilyawan, kata kantor.

Polis mengatakan, spanduk itu berkibarkan di beberapa jalan utama dan tiang-tiang listrik, pohon dan jembatan penyeberangan di provinsi di Selatan yang sebanyak 119 tempat. Terdapat di beberapa provinsi Narathiwat 52 tempat, Yala 26 tempat, Pattani 33 tempat dan Songkla 8 tempat yang dibentangkan.





Menurut Pusat Pengendalian Operasi Keamanan Dalam Negeri, otoritas menemukan beberapa barang mencurigakan termasuk kotak dibalut dengan pita perekat hitam dan bekas gas kosong yang berdekatan pada sepanduk  tergantung itu.

"Beberapa barang tersebut merupakan bom yang meledak dan empat tentara tewas dan enam lagi dilaporkan kritis di Narathiwat yang mencoba mengalihkan perangkat bom tersebut. Sementara kebanyakan objek tersebut terlihat seperti bom palsu dan tidak mengancam nyawa ", kata lembaga itu.

Ini satu misteri mengapa gerilyawan Pejuang Kebebasan Patani ingin mengibarkan spanduk dengan menyampakan pesan ini 'Kedamaian Tak Akan Lahir, Selama Hak PERTUANAN Tidak Diakui'..??

Operasi ini bersifat simbolik. Meskipun kecil namun menunjukkan operasi gerilyawan bergerak secara meluas.

Menurut masyarakat tempatan mengatakan, mereka yang berada di belakang pemasangan spanduk mengirimkan pesan ke pihak berwenang bahwa perundingan tidak akan berhasil tanpa pengakuan atas hak pertuanan keatas masyarakat Melayu Patani. Bahwa Patani (provinsi Pattani, Yala, Narathiwat, dan sebagian Songkla) adalah hak milik orang Melayu.

Sementara perundingan berjalan mulus dan dijadwalkan akan digelar lagi pada 29 April, serangan masih saja terus terjadi di wilayah tersebut.
Wilayah ini merupakan kesultanan mandiri sampai Bangkok menaklukkan itu sekitar  tahun 1909 yang lalu. Penduduk lokal, yang saham kesamaan budaya, bahasa dan agama yang lebih besar dengan negara tetangga Malaysia, tidak pernah sepenuhnya diserahkan kepada pemerintahan oleh pemerintah pusat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar