Right Of Self Determination - Give Back For The PATANIAN Entire Land

Sabtu, September 22, 2012

Selatan Dihantam Bom, 6 Korban Tewas Lebih 40 Cedera

Lagi, Aparat keamanan colonial Thailand menjadi sasaran serangan Pejuang Kebebasan Patani.

Bom mobil di Thailand selatan menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 40 orang lainnya, Jumat 21 September. 

Sebelum ini Selasa (18/9), Partai Demokrat Oposisi Abhisit Vejjajiwa dangan Kerajaan Partai Pheu Thai Perdana Menteri Yingluck bersama mengumpulkan kekuatan menangani masalah di daerah rawan Selatan Thailand. Serangan ini satu cabaran baru kerajaan mengusahakan langkah menangani situasi rumit.

Kepolisian Thailand mengatakan ledakan terjadi di kota Sai Buri, provinsi Patani tidak lama setelah sekelompok Unit RKK (Ronda Kumpulan Kecil) bersenjata menyerang toko emas sehingga banyak aparat keamanan yang bergerak menuju lokasi.

"Sampai saat ini terdapat enam korban tewas termasuk petugas paramiliter" kata seorang pejabat rumah sakit daerah Sai Buri. Ia mengatakan, 14 korban yang cedera berada dalam kondisi kritis. 

Sementara itu, polis setempat mengkonfirmasi angka kematian itu dan mengatakan, 37 orang cedera di mana 25 di antaranya adalah warga sipil yang ceera ringan.

Sedikitnya enam orang terbunuh dan 40 lain terluka setelah sebuah mobil meledak di kawasan sibuk pusat perbelanjaan di Thailand Selatan. Kawasan itu dikenal paling rentang mengalami serangan.

Perawat rumah sakit kewalahan menolong para korban yang dilarikan ke rumah sakit terbesar kota Sai Buri. Darah korban berceceran di lantai rumah sakit ketika tubuh korban tewas dibawa masuk.

"Ada enam korban tewas saat ini," ujar pejabat Kementrian Kesehatan menurut konfirmasi rumah sakit local.

Sementara 41 lain teluka baik akibat serpihan bom ataupun luka bakar,' ujarnya. Di antara korban luka, 19 di antaranya mengalami cedera serius dan telah dibawa untuk dirawat ke rumah sakit provinsi lebih besar.

Kepala Polis Saiburi Kraisorn Wisitwong mengatakan melihat cara unit geriliyawan itu melakukan serangan penyerangan itu direncanakan dengan baik. Penyelidikan lebih lanjut sedang digelar polis. 

Seorang juru bicara Angkatan Darat Thailand mengatakan tembakan ke arah toko emas di pusat kota Sai Buri terjadi tidak lama setelah sembahyang Jumat. Menurutnya, bom diledakkan setelah pasukan keamanan tiba di lokasi penembakan.

Ledakan menimbulkan korban jiwa dan menghancurkan sejumlah gedung di sekitarnya.

Wartawan BBC di Bangkok, Jonathan Head, melaporkan taktik serangan seperti itu sering digunakan oleh gerakan gerilyawan.

Tercetus kembali Obor Revolusi rakyat Patani pada than 2004 menuntut  hak kebebsan, hak keadilan di wilayah selatan yang majority penduduknya Melayu beragama Islam telah merenggut lebih dari 5.000 nyawa dari warga Melayu maupun warga Siam sejak berkobar lagi pada 2004.

Pemerintah Thailand, kata Jonathan Head, telah meluncurkan prakarsa untuk mengakhiri konflik, antara lain dengan menggunakan pendekatan militer dan pendekatan negosiasi tetapi sejauh ini belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

Seorang jurubicara militer di Selatan, Kolonel Pramote Prom-in mengklaim bahwa bom tersebut, yang memicu kebakaran yang menghancurkan tujuh buah toko dan sepuluh toko lain sedikit kehagusan. Seragan ini dimaksudkan sebagai peringatan kepada penduduk setempat untuk tidak berbicara dengan pasukan keamanan setelah hampir 100 tersangka yang mengaku dirinya pejuang "menyerah" pekan lalu.

"Para geriliyawan Patani tidak ingin solusi damai (untuk mengakhiri konflik) sehingga mereka untuk tidak ingin berpihak dengan pemerintah," kata Kolonel Pramote. "Tapi itu tidak akan mempengaruhi upaya pemerintah."

Dalam menanggapi meningkatnya kekerasan selama musim panas, pihak berwenang mengatakan mereka telah memperbarui pembicaraan damai dengan para pemimpin pejuag. 

"Jangan menyebutnya negosiasi ... tetapi ada pembicaraan untuk mencapai perdamaian yang merupakan kebijakan pemerintah yang penting," kata Wakil Perdana Menteri Yutthasak Sasiprapa pada bulan Agustus.

Tetapi demikian serangan dari Pejuang Kebebasan Patani terus berlanjut.

Para analis mengatakan kisi dari Pejuang Kebebasan Patani yang beroperasi di hutan subur dan di desa mau ke bandar di tiga provinsi selatan menggunakan taktik semakin canggih untuk melakukan serangan terkoordinasi.

Puluhan anggota pasukan keamanan Thailand telah tewas dalam beberapa pekan terakhir dalam penyergapan dan bom pinggir jalan.

Jumat, September 21, 2012

Religion and Peace in ASEAN di Selatan Thailand

"Paradigma dalam mengatasi konflik sosial harus berubah. Bukan pendekatan kekerasan tapi bagaimana pendekatan memanusiakan manusia. Dibutuhkan pemerintah yang tidak arogan. Tetapi pemerintah yang mau mendengar dan berdiolog mencari solusi konflik,"

Tokoh Lintas Agama Dunia Berkumpul di Thailand Selatan: Beberapa tokoh agama lintas negara berkumpul di The Sukosol Hotel (Siam City Hotel), Bangkok and Yala Islamic University Thailand Selatan untuk membahas peran tokoh lintas agama dalam menciptakan perdamaian melalui pendekatan dialog.

Pertemuan yang bertajuk Religion and Peace in ASEAN itu bertujuan untuk menemukan formula agar peran tokoh-tokoh lintas agama dalam mendukung perwujudan ASEAN sebagai komuniti politik, ekonomi, dan budaya tercapai.

Beberapa tokoh agama Indonesia seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Hidayat Nur Wahid, serta Sekretaris Eksekutif Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Antonius Benny Susetyo menghadiri pertemuan yang berlangsung antara 17 dan 19 September di Bangkok dan Yala Islamic University, Thailand.

"Konferensi ini disponsori oleh Liga Dunia Islam dan Pusat Administrasi Provinsi-Provinsi Selatan Thailand," kata Din Syamsuddin dalam pesan singkatnya kepada Media Indonesia, Selasa (18/9).

Tadi pagi, Din berbicara mengenai perlunya peningkatan dialog antaragama dalam rangka transformasi Konflik di ASEAN.

"Saya menjelaskan pentingnya dialog antaragama dalam rangka perdamaian kawasan, dan pengalaman Muhammadiyah dalam resolusi konflik di Thailand Selatan dan di Filipina Selatan (Muhammadiyah sebagai anggota International Contact Group/ICG untuk peace talk antara Pemerintah Filipina dan MILF)," katanya.

Sementara itu, Romo Benny Susetyo menambahkan, pokok permasalahan yang dibahas adalah pengalaman negara-negara ASEAN dalam menyelesaikan konflik dengan menciptakan pendekatan dialog serta mengembangkan pelatihan untuk perdamaian.

"Pengalaman disadari penting untuk menciptakan dialog dan saling pengertian, agar konflik diatasi dengan mendorong budaya damai. Penting bagi pemimpin agama untuk mengupayakan promosi berdamaian dalam mengatasi konflik," kata Romo Benny mengutip dari Wakil Perdana Menteri Thailand.

Pertemuan itu, kata Romo Benny, memperkaya dan memperkuat kepercayaan diantara masing-masing komuniti lintas agama.

"Kita harus belajar bagaimana mengaktulisasikan agama dan perdamaian dalam bentuk kongkrit untuk menciptakan solidariti kemanusian dan perjumpaan antar pemeluk agama," katanya.

Selain itu, mengampanyekan kultur perdamaian melalui media massa juga penting.

"Harus ada komunikasi harmonis tingkat tokoh agama yang menyentuh akar rumput untuk menciptakan perdamaian sesungguhnya," kata Romo Benny.

Kebijakan pemerintah Thailand mengubah pendekatan dialog dinilai mampu menyelesaikan berbagai masalah antaragama. Peranan pemerintah Thailand melibatkan tokoh agama dan masyarakat sangat terasa dalam mencari resolusi konflik di provinsi Yala Pattani dan Narathiwat, selatan Thailand.

"Paradigma dalam mengatasi konflik sosial harus berubah. Bukan pendekatan kekerasan tapi bagaimana pendekatan memanusiakan manusia. Dibutuhkan pemerintah atau pemimpin yang tidak arogan. Tetapi pemerinah
yang mau mendengar dan berdiolog mencari solusi konflik," kata Romo Benny.

Sekjen Liga Muslim Abdullah al Turki menekankan agar agama membawa perdamaian bagi dunia. Ia mengatakan konflik terjadi karena menghargai hal suci dalam agama, misalnya hate speech, menebarkan kebencian. Untuk itu dibutuhkan pendidikan nilai dalam menciptakan nilai perdamaian yang ditanamkan sejak awal.

Religion and Peace in ASEAN dihadiri tokoh-tokoh dari Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Laos, Vietnam, Myanmar serta nega-negara jazirah timur tengah seperti dari Arab Saudi, Turki serta Palestina.

Kamis, September 20, 2012

Liga Muslim Dunia: Seminar Internasional ‘Agama dan Proses Pembangunan Perdamaian di ASEAN’



Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra menegaskan kepada ketua Liga Muslim Dunia (LMD) yang sedang berkunjung ke Thailand, bahwa pemerintahnya menganut pendekatan damai untuk mengatasi kekerasan di provinsi Thailand Selatan yang di landa konflik.

Jurubicara pemerintah Thailand Sansanee Nakpong mengatakan, Dr Abdullah bin Abdul Mohsin Al-Turky, Sekretaris Jenderal LMD, dan Dr William Vendley, Sekretaris Jenderal Konferensi Dunia untuk Agama-agama Perdamaian melakukan kunjungan kehormatan pada perdana menteri Thailand di Wisma Pemerintah pada Senin (17/09). 

Kedua pemimpin organisasi keagamaan, satu Muslim dan satu antar-iman, itu berada di Thailand atas undangan Pusat Penelitian Perdamaian Universitas Mahidol untuk menghadiri seminar internasional tentang Agama dan Proses Pembangunan Perdamaian di ASEAN.

Sansanee mengatakan, kepala Liga Muslim Dunia ingin melihat pembangunan perdamaian berlangsung di provinsi perbatasan Selatan yang bergolak dan mendesak Thailand untuk mengambil peran dalam membangun perdamaian di tingkat regional.

Juru bicara itu mengatakan, perdana menteri mengatakan kepada Sekjen Liga Muslim Dunia dan rombongannya bahwa pemerintah Thailand telah didukung semua agama.

Untuk etnis Melayu yang berpenduduk majority Melayu Muslim di Selatan Thailand jauh, Sansanee mengatakan, pemerintah telah menerapkan semua cara-cara damai, termasuk perundingan dan semua bidang pembangunan untuk memperbaiki kondisi hidup semua warga Muslim Thailand di wilayah tersebut.

Rabu, September 19, 2012

Partai Oposisi Bersama Kerajaan Menangani Konflik di Selatan



Partai Demokrat Oposisi Abhisit Vejjajiwa dangan Kerajaan Partai Pheu Thai Perdana Menteri Yingluck mengumpulkan kekuatan menangani masalah  di daerah rawan Selatan Thailand

Dari kanan: Perdana Menteri Yingluck
Pada Selasa (18/9) Ketua Partai Demokrat yang beroposisi, mantan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiwa mengumpulkan kekuatan bersama-sama dengan pemerintah Thailand Kerajaan Partai Pheu Thai mengusahakan langkah menangani situasi rumit di daerah paling Selatan Thailand.  Kesepakatan  dalam berpartisipasi pada  upaya bersama ini  berasal dari  imbauan yang terus-menerus dari pemerintah Thailand dalam waktu lalu mengenai partisipasi bersama dari partai-partai politik dalam menangani situasi rawan di daerah paling selatan Thailand. Abhsit Vejjajiwa juga memberitahukan:

"Keputusan tentang partisipasi yang diajukan Partai Demokrat ini karena Perdana Menteri menyetujui berpartisipasi dalam semua perbahasan bersama dan kehadiran dari unsur Partai Demokrat akan  terdiri dari  para legislator di daerah Thailand Selatan".


Kiri: Abhisit Vejjajiwa ketua Partai Demokrat

Daerah Thailand Selatan adalah daerah dimana Partai Demokrat selalu  memperoleh  suara  tinggi dalam semua kampanye pemilu  dalam masa beberapa tahun belakangan ini. Oleh karena itu, keputusan Partai oposisi kali ini akan menciptakan banyak kesempatan dalam memecahkan masalah atas situasi rumit di daerah paling selatan Thailand. 

Kerajaan Thailand telah menghabiskan dana sebesar USD3,5 Milyar atau sekira Rp320 Triliun (Rp 9145 per USD) dalam operasi militer untuk menumpas geriliwan pro kemerdekaan Patani namun konflik selama delapan tahun terakhir tetap meningkat.

Setidaknya 535 orang tewas tahun lalu dalam konflik yang terjadi pada tahun 2011. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari tahun 2010 yang mencapai 521. Hampir dua orang tewas setiap harinya di Thailand Selatan. Ini jelas sangat mengkhawatirkan.



Sabtu, September 15, 2012

Geriliyawan Patani Tembak Mati Tiga Tentara Paramiliter



Tiga tentara paramiliter ditembak mati oleh geriliyawan Patani yang kemudian membakar tubuh mereka dalam penyergapannya di Thailand selatan, Sabtu (15/9) pagi. 

Tiga korban diserang saat mereka pergi ke sebuah pasar di Yala. Kejadian ini berlaku di desa Pramat Kabupaten Muang Provinsi Yala.

Wilayah itu merupakan salah satu sarang ‘perang’ yang sudah berlangsung sejak delapan tahun terakhir yang majority Melayu Muslim yang hidup di provinsi perbatasan itu.

Konflik antar kerajaan Gajah Putih dengan penduduk etnis Melayu telah merenggut 5.300 nyawa.

"Saya berpikir bahwa mereka telah meninggal sebelum orang bersenjata membakar truk pick-up mereka," kata Letnan Kolonel Charas Chinapong, aparat polis dari distrik Muang, menambahkan bahwa mayat ditemukan di dalam truk.

Ratusan selognsong peluru yang ditemukan di TKP, katanya.

Sebuah kelompok pro kemerdekan Patani yang menginginkan sebuah ‘Negara Independen’ yang lebih besar melakukan serangan hampir setiap hari di provinsi Yala, Pattani dan Narathiwat.

Sementara dalam upaya menanggapi tindak kekerasan yang terjadi, pemerintah colonial Thailand mengusahakan pembicaraan dengan para pemimpin Pejuang Kebebasan Patani, namun analis skeptis (tidak percaya) perdamaian terwujud dalam waktu dekat.

Jumat, September 14, 2012

Penembakan Misteri di Desa Pulau Gasing





Ketua Internal Securiti Border Provinces Administration (ISBPA) Area 4 Let.Gen. Udomchai Thamasarorat masih membisu pertanyaan masyarakat tentang kejadian misterius prajurit Paramilitari yang menembak penduduk desa. Kejadian terjadi pada hari Rabu (11/9), seorang  penduduk desa  Pulau Gasing tewas terkena tembakan di Daerah Yarang, Provinsi Pattani.

Seorang saksi mengatakan itu terjadi sekitar pukul 21:00 waktu setempat, ada sekelompok prajurit paramilitari seramai tiga orang berkendaraan pikap merek Toyota yang mengaku diri sebagai polis daerah Yarang menahan Abdulrasyid Benae seketika itu mangsa berada di warung kopi desa. Penahanan ini tanpa pengetahuan ahli keluarganya.

Ahli keluarga Abdulrasyid turut pergi kebalai polis daerah Yarang untuk mengetahui keadaan Abdulrasyid itu, tetapi polis Distrik Yarang tidak memberi apa-apa penjelasan kepadanya dan tidak mengetahui Abdulrasyid pergi kemana.

Pada pagi esok hari (12/9) penduduk kampung desa bertemu seorang tewas di pinggir jalan di desa Kolam Daerah Yarang, Provinsi Pattani.

Anggota keluarga Abdulrasyid Benae turut pergi melihat jenazah tersebut dan meyakini bahwa jenazah tersebuat adalah Abdulrasyid yang ditangkap oleh prajurit paramilitari pada kemarin hari. Kondisi jenazah Abdulrasyid di berkas dua tangan, di leher dapat kesan jerutan dan di kepala ada kesan dua tembakan.

Kejadian ini sangat menakutkan penduduk wilayah selatan khususnya di daerah Yarang karena penduduk desa yakin bahwa prilaku pembunuhan ini paramilitari.



Kamis, September 13, 2012

ZISRA di Selatan Thailand: Rakyat Melayu Masih Berduka

Aktivis Indonesia dan Malaysia bhakti sosial di Thailand Selatan (foto: Mohd Syahiran)
Menjelang penghujung Ramadhan lalu, tepatnya 10-13 Agustus 2010, Suluh Nusantara bersama HMI mengirimkan dua orang utusannya, yaitu Dahroni Agung Prasetyo (Suluh Nusantara) dan Rausyan Fikr (HMI) untuk berkunjung ke distrik Yala, Selatan Thailand. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari acara ZISRA (Ziarah Persaudaraan Ramadhan) yang difasilitasi oleh teman aktivis dari Malaysia. Menurut salah satu pendiri Suluh Nuzantara M Chozin Amirullah, Delegasi Indonesia sempat menginap beberapa hari di sana untuk melakukan bakti sosial dan berdiskusi mengenai rencana kerja sama ke depan, terutama dalam bidang sosial dan pendidikan.

Berikut ini adalah penuturan perjalanan ke Selatan Thailand, sebagaimana ditulis oleh Rausyan Fikr.

Perjalanan ke Thailand Selatan tempuh dengan perjalanan darat dari Kuala Lumpur melewati negara bagian Kelantan dan selanjutnya memasuki perbatasan Thailand Bagian Selatan. Kami Pertama kali melangkahi perbatasan Kelantan menuju Thailand, hal yang paling berbeda dijumpai adalah banyaknya tentara (warga lokal menyebutnya "aska") yang menjaga kawasan konflik di selatan Thai ini. Hal itu terjadi karena masih banyak bom dan penembakan yang terus berlangsung di tiga kawasan "hitam" - Yala, Pattani, dan Narathiwat. Dalam bulan Ramadhan kemarin saja sudah terhitung ada bom yang meledak, penembakan warga/tentara, dan pembakaran sekolah yang terjadi di kawasan selatan. Namun berita tersebut jarang terdengar oleh masyarakat di asia tenggara khususnya Indonesia.

Masjid Raya Yala (Thailand Selatan). (Foto : Mohd Syahiran)

Penjagaan begitu terasa, ketika tim melanjutkan perjalanan untuk beribadah Sholat Jumat. Hampir setiap lima menit terdapat pos penjagaan yang dijaga oleh tentara bersenjata lengkap bersama kendaraan besinya. Sementara ketika sholat dan khutbah berlangsung, terdengar suara helikopter berseliweran diatas Masjid Raya Yala.

Pendudukan militer terjadi pada era pemerintahan Thaksin, dan mencuat setelah terjadi peristiwa pembunuhan di Melayu muslim di kawasan ini. Pendudukan tentara khusus di selatan Thai masih menimbulkan permasalahan hingga kini. Sebagai kawasan satu-satunya dimana tentara dapat dominan menguasai area diatas kerajaan, juga terdapat Undang-undang yang kerap disalahgunakan untuk penangkapan warga sipil.

UU darurat Thailand membolehkan para tentara (pihak berwenang) untuk menahan seseorang sampai dengan 111 hari di penjara, meskipun tanpa bukti. Ketika tim ZISRA berkunjung ke salah satu keluarga korban di Pattani, tepatnya di kampung Gajahmati, dalam rangka menyalurkan bantuan (11/8/2012), terdapat cerita dari pemuda-pemuda desa yang tentang bagaimana mereka ditahan kemudian dilepaskan lagi karena pihak tentara tidak mendapatkan bukti. Seorang pemuda mengisahkan dirinya bersama beberapa pemuda desa lain ditangkap oleh tentara waktu itu dengan dalih UU darurat. Ia dimasukkan ke dalam kamp. Dalam kamp tersebut banyak dari mereka yang mendapat siksaan, bahkan tidak sedikit dari mereka yang tewas. Ia mengatakan, karena UU tersebut sekarang banyak pemuda di desa yang dipenjara, ataupun dilarang kembali untuk ke desa. Tidak heran bahwa dalam setiap kunjungan ZISRA maka yang dominan ditemui oleh peserta hanyalah Janda, Yatim, dan orang tua.

Benih Konflik Masih Terjadi di Selatan Thai
Kunjungan para peserta ZISRA (Ziarah Ramadhan) melawat beberapa kawasan konflik di tiga daerah selatan Thai (Yala, Narathiwat, Pattani). Salah satunya adalah tempat kedai kopi dimana terjadi penembakan kurang lebih satu minggu yang lalu. Di tempat itu sedikitnya 7 orang tertembak, 3 diantaranya tewas. Mereka sedang selesai menunaikan ibadah tarawih ketika peristiwa itu berlangsung. Tiba-tiba saja dua motor datang dengan masing-masing membawa senjata. Oknum yang menggunakan penutup muka itu seketika memberondong tembakan ke arah kedai. Warga yang duduk disitu tertembak di beberapa bagian seperti kepala, badan, dan kaki. Para pengendara motor itu langsung lari dan belum tertangkap hingga hari ini.

Sesaat setelah menyerahkan bantuan untuk janda dan anak korban penembakan (foto: Rausyan)
Warga menunjukkan satu bekas tembakan yang mengenai pohon (foto: Rausyan)

Ketika kami berkunjung ke rumah korban, peristiwa itu masih menimbulkan duka. Para korban meninggalkan janda dan beberapa anak yatim di rumahnya. Sedangkan warga disana juga tidak bisa berbuat apapun untuk membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Warga bercerita bahkan ketika peristiwa berlangsung, tentara penjaga kawasan tidak berani datang hingga pagi harinya. Terdapat praduga warga tentang konspirasi yang sedang dijalankan terhadap mereka. Tragedi tersebut merupakan tragedi yang pertama kali lagi terjadi setelah pembantaian di masjid krisek Pattani 7 tahun silam yang menewaskan ratusan orang.

Sumber dari: RIMANEWS.COM

Selasa, September 11, 2012

Darurat Diperpanjang di Selatan

“Masyarakat setempat melihat dekrit darurat ini sebagai license to kill”.

Pemerintah Thailand hari Selasa memperpanjang keadaan darurat di tiga provinsi Selatan negara ini. Timbalan perdana menteri Yuttasak Sriprapa hari (11/9) mengatakan, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang keadaan darurat tiga bulan sejak 20 September sampai 19 Desember akibat kerusuhan yang terus berlangsung di provinsi Yala, Pattani dan Narathiwat.

Keadaan darurat di wilayah Thailand selatan diperpanjang setelah kabinet menyetujui permintaan dari Dewan Untuk Keamanan Nasional Thailand.

Undang-undang darurat di propinsi ujung selatan diberlakukan sejak Juli 2005.

"Kabinet menyetujui ketentuan darurat buat menangkal ketidaktentraman di tiga provinsi yakni Yala, Narathiwat dan Pattani untuk tiga bulan mendatang sejak 20 Sepember ini," kata Timbalan perdana menteri Yuttasak Sriprapa di Bangkok.

Informasi mengenai adanya persetujuan Raja atas penerbitan Undang-undang darurat disampaikan juru bicara pemerintah, Chalermdej Jombunud ketika itu, pada hari Minggu 17 Juli 2005. Bahwa Persetujuan Raja disampaikan Sabtu 16 Juli 2006. (Dengan demikian), dekrit itu berlaku (mulai) hari ini.

Dengan Undang-undang darurat ini, mengizinkan penahanan tersangka tanpa surat perintah dan ditahan dalam waktu 30 hari tanpa proses persidangan.

Namun konfik berdarah tetap berlanjut yang membuat Dewan akhir pekan ini meminta perpanjangan keadaan darurat untuk tiga bulan di tiga provinsi yang berbatasan dengan Malaysia tersebut.

Dekrit darurat dianggap menginjak-injak Hak Asasi Manusia. Kewenangan pemerintah yang dimiliki melalui Undang-undang darurat itu akan melanggar HAM. Produk hukum itu justru akan membuat kondisi keamanan makin runyam. Hingga kini, Undang-undang darurat ini terus mendapat kritikan dari dalam maupun luar negeri terutama dari kelompok HAM dengan khawatir dekrit ini terus disalahgunakan.

Undang-undang darurat memperluas kekuasaan pemerintah. Yakni berwenang merazia, melarang rapat massal, menyensor berita dan publikasi rahasia, membatasi perjalanan, menahan tersangka tanpa pengadilan, menyita properti, dan meyadap telepon.

Bagi masyarakat warga Melayu di provinsi selatan tindakan undang undang darurat merupa kezaliman dan menambahkan lagi penderitaan warga etnis Melayu Muslim di Selatan Thailand. Ia melahirkan ketakutan dan keburukan terhadap umat Melayu kerana darurat militer ini dikuatkuasa ke atas Melayu muslim sahaja.

Apa yang terjadi di sini, tidak terlepas tokoh-tokoh Islam dan rakyat Melayu muslim yang tidak berdosa tersebut telah ramai menjadi mangsa Kambing Hitam.

Senin, September 10, 2012

Melayu Patani di Selatan Thailand


 By: Faruq Junaidi
(Telah edit oleh Patani Fakta dan Opini)

Pemerintah kolonial Siam-Thailad melakukan berbagai program asimilasi yang bertujuan menggantikan identity agama dan cultural orang Melayu Muslim dengan idiologi nasional yaitu “Bangsa, Agama dan Raja
Thailand merupakan salah satu negara diantara negara negara di kawasan asia tenggara. Secara geografis, kawasan asia tenggara merupakan kawasan antara benua Australia dan daratan China, daratan India sampai laut China. dengan begitu, Thailand cukup mudah untuk dijangkau para pelancong dari zaman ke zaman untuk mencari penghidupan maupun penyebaran agama.

Majority penduduk Thailand beragama Budha, hanya sedikit yang beragama Islam dan Konghucu. Akan tetapi umat Islam di Thailand merupakan minority yang berkembang cepat dan merupakan minority terbesar setelah China, The Muslims are a significant minority group in Thailand. They are the second largest minority next to the Chinese.[1] Seperti halnya kaum minority di negara-negara yang lain, kawasan Thailand bagian selatan yang merupakan basis masyarakat Melayu-Muslim adalah daerah konflik agama dan persengketaan wilayah dengan latar belakang ras dan agama yang berkepanjangan. Lebih lebih ketika kerajaan Melayu dihapuskan pada tahun 1909, masyarakat melayu Patani dalam keadaan sangat tertekan. Khususnya pada pemerintahan Pibul Songgram (1939-44), orang Melayu telah menjadi mangsa dasar asimilasi kebudayaan.[2] Bahkan sampai saat inipun masyarakat muslim minority Patani Thailand menghadapi diskriminasi komplek dan teror yang berlarut-larut. Sehingga kehidupan sosial maupun politik menjadi sangat terbatas. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Nik Anuar,

“Sengketa di perbatasan negeri berlaku di merata dunia sepanjang masa. Bukan sedikit tentera dan orang awam terkorban sebelum Bukit Golan jatuh ke tangan Israel, India dan Pakistan berbalah hingga ke saat ini bagi mengesahkan hak ke atas Kashmir. Demikian juga halnya dengan isu Patani, Mindanao, Aceh, Timor Timur, Pulau Batu Putih, Pulau Layang-layang dan Spratly yang turut dituntut oleh Malaysia. Bukit Golan yang subur, Kashmir yang indah kepada pelancong, Spratly yang strategik bagi dan dikatakan sarat dengan petroleum di perut buminya, tapak Masjid Babri kerana sentimen agama terdahulu – semua ini menjadi alasan bagi sengketa, perbalahan dan perebutan.”

Konflik berkepanjangan di ‘PATANI’ tak ada bedanya dengan konflik minority muslim di pulau Moro Philipina dengan organisasi MILF. Keadaan tertekan seperti ini perlu adanya atensi yang lebih dari semua umat Islam dan membantu secara materi maupun moral demi mewujudkan komuniti muslim yang berdampingan damai dengan komuniti yang lainnya. Maka dari itu, penulis lewat artikel ini akan membahas secara singkat dan padat tentang sejarah panjang masuknya Patani di Sealatan Thailand serta keadaan sosial dan politik minoriti muslim di daerah konflik, yaitu Thailand bagian selatan.

Minggu, September 09, 2012

Thailand-Malaysia Tingkatkan Kerjasama di Perbatasan, Sementara Wakil Perdana Menteri Chalerm Yubamrung Mengusul Tingkat Otonomi Provinsi Selatan


Thailand dan Malaysia bersepakat untuk meningkatkan ekonomi, politik, dan keamanan nasional di sepanjang perbatasan kedua negara.

Kesepakat itu dicapai Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang bertemu di sela-sela KTT Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, Sabtu (8/9).


Yingluck mengatakan, kedua negara sepakat untuk menggunakan teknologi operasi keamanan dalam upaya menjamin keamanan masyarakat dan meningkatkan perdagangan serta volume investasi.


PM perempuan pertama
Thailand itu mengatakan masalah ini akan dimunculkan dalam pertemuan Komisi Bersama Thailand-Malaysia yang akan diselenggarakan oleh Malaysia, Oktober mendatang.

Kedua pemimpin juga membahas gangguan terbaru di Pedalaman Thailand Selatan. Yingluck menegaskan kembali hubungan bilateral yang kuat antara
Thailand dan Malaysia meski ada upaya untuk menyebabkan kesalahpahaman di antara mereka.

Sementara itu, Najib mengatakan kedua negara akan bekerja sama untuk mengatasi masalah tersebut.


Yingluck dan Najib juga berbicara tentang harga karet yang sedang anjlok. Untuk itu, Yingluck mendesak diadakannya diskusi lebih konkret untuk memecahkan masalah itu secara bersama oleh
Thailand, Malaysia, ditambah Indonesia.

Ia mengatakan dalam pertemuannya dengan Shinawatra, beliau juga membahas cara untuk mengembangkan sebuah 'Kota Karet' di sana dengan menjadikan industri berbasis karet sebagai dasar.

Industri lain, misalnya terkait energi, akan turut dipertimbangkan, katanya.

"Kami harus bekerja (dalam hal ini) dengan Indonesia, di bawah Dewan Karet Tiga Pihak Internasional (ITRC)," katanya, sambil menambahkan pertemuan menteri-menteri luar komisi bersama akan diadakan bulan depan mengenai hal itu.

Wakil Perdana Menteri Chalerm Yubamrung
Sementara itu, di Bangkok, Partai Demokrat pimpinan Abhisit Vejjajiva kemarin memperingatkan bahwa usulan Wakil Perdana Menteri Chalerm Yubamrung untuk pemilihan gubernur di tiga provinsi selatan akan menciptakan kebingungan di kalangan penduduk setempat.

"Ide ini juga bisa membuat ketidakpuasan di kalangan masyarakat di Selatan dan memicu konflik baru jika pemerintah gagal mewujudkan gagasan tersebut," kata Abhisit.


Chalerm mengusulkan pada hari Jumat (7/9) bahwa Gubernur Yala, Pattani dan Narathiwat seabagi calon gebernur terpilih.
Provinsi juga akan memiliki beberapa tingkat otonomi yang mirip dengan situasi dengan Administrasi Metropolitan Bangkok dan Pattaya City.

"Masalah selatan adalah salah satu yang sangat sensitif, sehingga pemerintah harus berhati-hati ketika mengajukan apapun kepada masyarakat, atau bisa menciptakan kebingungan seperti ketika gagasan Nakhon Pattani diusulkan," kata Abhisit, mengacu pada pembentukan zona administratif khusus yang diusulkan oleh mantan perdana Chavalit Yongchaiyudh tahun lalu.

Ahmadsomboon Bualuang, seorang akademisi di Pattani, mendukung gagasan Chalerm tentang gubernur terpilih, tetapi mendesak pemerintah untuk mengukur pendapat dari masyarakat setempat sebelum menekan maju dengan inisiatif.

Dia menggema peringatan Abhisit bahwa usulan kebijakan apapun di pedalaman Selatan untuk kepentingan politik hanya akan memperburuk masalah.

"Chavalit melayang ide tentang Nakhon Pattani, sementara Perdana Menteri Yingluck mengatakan selama kampanye pemilu bahwa dia akan mengubah Selatan jauh ke zona administratif khusus jika Pheu Thai menjadi pemerintah. Tapi tidak ada yang terjadi," kata akademisi.

Jumat, September 07, 2012

Temu Puncak APEC: Yingluck Akan Bertemu Najib Razak Membahas Konflik di Thailand Selatan


Perdana Menteri Thailand pada Jumat meninggalkan Bangkok ke Rusia untuk menghadiri temu puncak ke-20 Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), kata Kantor Berita Thailand.

Temu puncak itu akan diselenggarakan pada 8-9 September di Pulau Russky, dengan tema "Mengintegrasikan Pertumbuhan, Inovasi untuk Kemakmuran".

Berdasarkan tema itu, temu puncak tersebut berfokus pada empat agenda utama, yakni liberalisasi perdagangan dan investasi, memperluas integrasi ekonomi regional, serta keamanan penguatan pangan; membangun rantai pasokan yang dapat diandalkan, dan mendorong pertumbuhan yang inovatif.

Perdana Menteri Yingluck Shinawatra kepada wartawan sebelum berangkat ke Vladivostok menegaskan, bahwa pemerintahnya akan menekankan efisiensi Thailand sebagai pusat logistik yang efisien di kawasan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan keterkaitan dengan cekungan Pasifik.

Yingluck juga akan bertemu dengan timbalannya dari Malaysia Perdana Menteri Najib Razak untuk membahas konflik di Thailand selatan.

Kamis, September 06, 2012

Ledakan Bom Melukai Empat Tentara Ketika Yingluck Shinawatra Mengunjungi Selatan

Empat tentara penjaga keamanan di jalan untuk kedatangan perdana menteri Thailand Yingluck Shinawatra di propinsi bergolak Thailand Selatan luka akibat ledakan bom, Rabu (5/9). Yingluck Shinawatra dan rombongannya mengunjungi Kabupaten Muang, Propinsi Narathiwat, pada Rabu untuk memeriksa masalah konflik di perbatasan selatan Thailand.

Kol. Pol. Kwandee Chimplee, kepala polis Kabupaten Muang, mengatakan bom yang melukai empat tentara dari Satuan Tugas Narathiwat 30 terjadi di jalan Narathiwat-Rangae pada sekitar pukul 10.30 waktu setempat sebelum perdana menteri tiba di daerah itu.

Sebuah bom telah ditanam di pinggir jalan dan meledak ketika empat tentara diperintahkan untuk pergi ke sana untuk menyingkirkan spanduk yang menampilkan pesan menghina militer Thailand. Dua antaranya luka parah menyebab kaki dan tangan terputus.

Tercetus kembali Obor Revolusi Kemerdekaan Patani,  melanda kawasan paling selatan Thailand dekat perbatasan dengan Malaysia sejak 2004, telah merenggut korban ribuan jiwa dengan serangan-serangan bom atau senjata hampir setiap hari.

Menurut para analis, gerlyawan semakin terorganisir dan serangan-serangan akhir pekan ini memperlihatkan kemampuan canggih untuk mengkoordinir aksi di seluruh kawasan selatan Thailand.

Kata-kata spanduk menghina militer kolonial Thailand ''tentera Thailand bodoh''

Rabu, September 05, 2012

Apa Maksud Dengan "Serangan Simbolis" ini??



Tentara Thailand menurunkan bendera Malaysia yang dikibarkan oleh masyarakat Melayu Patani  di sebuah jalan di propinsi Yala, Thailand Selatan. Masyarakat Melayu disini membakar bendera-bendera nasional Thailand dan mengibarkan bendera Malaysia sebagai gantinya di seluruh wilayah selatan Thailand berpenduduk Melayu.

Selasa, September 04, 2012

Provinsi Selatan Terus Ancaman Bom, Lima Tentera Luka Parah


Layanan kereta api antara Provinsi Yala, Thailand paling selatan, dan Kabupaten Sungai Kolok di provinsi perbatasan selatan Narathiwat, Senin (3/9) pagi terhenti setelah terdapat peringatan bom.

Polis memberitahu, bom diduga terdapat di dua tempat di Narathiwat, yakni di dekat jembatan di Ban Johwa di Kecamatan Sungai Padi, dan di Kilometer 1125, sekitar 300 meter dari stasiun kereta api Tok Deng.

Kereta api, yang telah meninggalkan Yala menuju Kabupaten Sungai Kolok, kemudian segera dihentikan.

Para ahli bom bergegas untuk memeriksa tempat kejadian di dekat Ban Johwa, tetapi hanya menemukan itu adalah bom tipuan.

Di lokasi kedua di Km 1125, petugas keamanan menemukan sebuah bom, seberat 1.5 kilogram, dalam kotak logam yang dipendam di bawah tanah.
 

Sementara jam 12.00 siang waktu tempatan lima tentara Thailand di dalam satu kendaraan mobil angkutan militer terluka oleh ledakan sebuah bom tanam di tepi jalan di daerah Tak Bai, Provinsi Narahiwat, pada hari yang sama.

 

Lima prajurit cedera serius. Semua korban dikirim ke rumah sakit di Narahiwat untuk mendapatkan perawatan ICU.

Pecahan-pecahan  bom rakitan seberat 10 kilogram berserakan di tempat kejadian.

 

Sejak kekerasan meletus pada Januari 2004, lebih dari 5.000 orang telah tewas dan lebih dari 8.400 lainnya terluka di tiga provinsi selatan Yala, Pattani, Narathiwat dan  sebagian provinsi Songkla.

Menggambarkan wilayah Selatan sebagai “kesultanan Melayu” yang makmur sebelum diserbu tahun 1786 oleh umat Buddha di Siam utara, sebuah kerajaan yang kemudian menjadi Thailand.

Tahun 1909, penjajah Inggris mengatur wilayah itu untuk dianeksasi oleh Bangkok. Pemerintah Thailand kemudian berusaha melakukan de-Melayu dan de-Islamisasi dengan berusaha melenyapkan  dialek Melayu, meningkatkan penggunaan bahasa Thai, dan menumbuhkan nasionalisme Thailand di “Selatan Melayu”.

Senin, September 03, 2012

Kibaran Bendera Malaysia di Ujung Selatan


"Diselidiki, Pengibaran Bendera Malaysia di Thailand Selatan. Bendera Thailand Dibakar, Bendera Malaysia Berkibar."

Kawasan selatan Thailand, tepatnya di Provinsi Narathiwat mengalami serangkaian serangan. Selain insiden peledakan bom, ada pula upaya pengibaran bendera Malaysia di beberapa tempat.

Pejuang pro-kemerdekaan Patani di Thailand selatan meluncurkan gelombang serangan bom pada Jumat di suatu acara pada Thailand selatan. Peristiwa ini terkordinasi dengan baik yang terjadi di negara yang majority budha ini.

Pihak berwenang Malaysia dan Thailand akan menyelidiki pengibaran bendera nasional Malaysia dalam serangkaian gangguan terbaru di Thailand Selatan, kata seorang menteri senior, Minggu.

Menteri Dalam Menteri Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan pemerintahnya memandang insiden itu serius, dan Kementerian Dalam Negeri akan meluncurkan penyelidikan masalah itu dengan rekan Thailand.

Pejuang pro-kemerdekaan Patani melancarkan serangkaian serangan simbolis di Thailand yang majority berpenduduk Melayu Muslim pada Jumat, membakar bendera nasional Thailand, sementara bendera Malaysia Jalur Gemilang dikibarkan.

Hishammuddin menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut berkaitan dengan insiden itu, dan mengatakan apa yang ada di balik pengibaran bendera Malaysia itu tetap tidak diketahui.

"kami memiliki unit khusus untuk menyelidiki insiden itu," katanya.
 


Sebanyak 102 insiden serangan yang terkait dengan perjuangan kemedekaan diri umat Melayu melanda empat provinsi perbatasan selatan Thailand pada Jumat (31/8/2012) pagi, wakil juru bicara Komando Operasi Keamanan Internal (ISOC) Pramote Prom-in mengatakan.

Kolonel Pramote mengatakan bom-bom dan benda mencurigakan ditanam di banyak daerah oleh masyarakat Patani. Bendera Thailand juga dibakar dan bendera Malaysia dikibarkan untuk menandai ulang tahun ke-55 Hari Nasional Malaysia, 31 Agustus.

Ada 44 insiden di delapan distrik di provinsi Narathiwat, 34 di distrik Muang, Yaha dan Bannang Sata di provinsi Yala, 12 di distrik Muang dan Yarang di provinsi Patani dan 12 lainnya di selatan provinsi Songkhla.

Polis mengatakan "Seperti-Bom" perangkat itu ditemukan setidaknya di beberapa lokasi dari tiga provinsi berpenduduk majority Melayu yang berbatasan dengan Malaysia yang berpenduduk majority Muslim.
Sebagian besar perangkatnya palsu atau bom tiruan, tapi setidaknya lebih dari selusin perangkat atau bom tersebut berhasil meledak dan melukai beberapa anggota tentara kolonial.

Banyaknya insiden itu memaksa kepala Badan Keamanan Negara Jenderal Polisi Wichien Photesposri memimpin langsung penyelidikan di sana. "Saya akan memantau beberapa daerah, serta melihat beberapa rekaman kamera pengintai," ujar dia.

Serangan itu kebanyakan terjadi Sabtu pagi, berselang sehari usai perayaan kemerdekaan Malaysia.

Petugas keamanan dapat menjinakkan sebagian besar bom, tetapi enam tentara terluka oleh ledakan di berbagai wilayah Narathiwat pagi ini (31/8/2012), katanya. "Kami percaya bahwa pelaku ingin insiden-insiden tersebut menjadi berita utama dan mereka memilih untuk bertindak pada 31 Agustus, yang bertepatan dengan hari nasional" kata Kolonel Pramote. "Mereka [para pejuang pro-kemerdekaan Patani] ingin membangkitkan di wilayah tersebut."

Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengatakan ia telah memerintahkan Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional (NSC) Wichean Potphosri untuk mengunjungi Selatan pada Sabtu (1/9/2012) untuk mengawasi situasi di sana.

Boonsom Thongsriprai, ketua Federasi Tiga Guru Perbatasan Provinsi Selatan, mengatakan ia yakin para pejuang pro-kemerdekaan Patani ingin memamerkan kekuatan mereka.

Meskipun tidak ada guru yang tewas atau terluka dalam insiden pagi itu, masyarakat setempat baik secara langsung maupun tidak langsung telah terkena dampak, terutama guru, ia menambahkan.

Banyak guru di Patani, Yala dan Narathiwat ketakutan oleh insiden terbaru dan mengakui bahwa mereka telah kehilangan keberanian dan tidak memiliki kepercayaan dalam keselamatan mereka, katanya.

Boonsom mengatakan dia telah berhubungan dengan para kepala sekolah di tiga provinsi selatan untuk mempertimbangkan penutupan sementara sekolah-sekolah mereka untuk alasan keamanan, jika itu diperlukan.

Sebuah “obor revolusi kemerdekaan Paani” ini muncul kembali pada bulan Januari 2004, setelah memanas selama beberapa dekade terakhir. Semenjak itu, 5.206 orang telah tewas dan 9.137 terluka, dan lebih dari 11.000 insiden, atau sekitar 3,5 insiden dalam sehari, di tiga provinsi selatan dan empat distrik di Songkhla sejak perjuangan pro-kemerdekaan Patani dari cengkraman penjajah colonial Buddha Siam-Thailand meletus lagi pada Januari 2004, menurut Tonton Deep South Watch, sebuah organisasi yang memantau kekerasan.

Pattani, Yala dan Narathiwat telah menjadi saksi bisu kontak senjata dan serangan bom yang hampir setiap hari  terjadi sejak Januari 2004. Tiga provinsi dulunya bagian dari kesultanan Muslim Melayu sampai dicaplok independen oleh penajah Thailand pada tahun 1909.

Baru-baru ini, siaran rekaman televisi menunjukan kelompok pejuang pro-kemerdekaan Patani menyerang empat tentara Thailand bulan lalu memicu reaksi dan perhatian publik.

Berturut-turut pemerintah telah banyak menghabiskan lebih dari 160 miliar baht ($ 5 miliar) selama delapan tahun terakhir hanya untuk meredam kekerasan yang terjadi di daerah-daerah konflik tersebut.